Persebaran Penduduk di Indonesia
Penduduk adalah
makhluk hidup yang senantiasa mencari ruang tempat hidupnya yang sesuai dengan
persyaratan hidup yang diinginkan. Salah satunya ketersediaan sumber daya alam
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal yang menyebabkan
manusia menyebar tidak merata di bumi ini.
Daerah tropis memiliki temperatur udara dan curah hujan yang
tinggi dan memberikan daya dukung optimal bagi kehidupan manusia. Wilayah lain
yang menjadi kawasan konsentrasi penduduk antara lain dataran rendah yang
subur. Adapun kawasan yang kondisi alamnya sangat keras, seperti gurun dan
kutub merupakan daerah yang berpenduduk sangat jarang.
Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan perbedaan
tingkat kepadatan penduduk. Persebaran penduduk menurut tempat tinggal
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu persebaran penduduk secara geografis
dan persebaran penduduk secara administratif, disamping itu ada persebaran
penduduk menurut klasifikasi tempat tinggal yakni desa dan kota. Secara geografis, penduduk Indonesia
tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Secara
administratif (dan politis), penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang
mempunyai lebih dari 440 kabupaten dan kota.
Kegunaan
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan persebaran penduduk
secara geografis sejak dahulu hingga sekarang adalah persebaran atau distribusi
penduduk yang tidak merata antara Jawa dan luar Jawa. Penyebab utamanya adalah
keadaan tanah dan lingkungan yang kurang mendukung bagi kehidupan penduduk
secara layak. Ditambah lagi, dengan kebijakan pembangunan di era orde baru yang
terkonsentrasi di pulau Jawa, yang menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di
luar pulau Jawa bermigrasi dan menetap di pulau Jawa. Ini menyebabkan kepadatan
pulau Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk di
pulau-pulau lain.
Informasi tentang distribusi penduduk secara geografis dan
terkonsentrasinya penduduk di suatu tempat memungkinkan pemerintah mengatasi
kepadatan penduduk, yang umumnya disertai dengan kemiskinan, dengan pembangunan
dan program-program untuk mengurangi beban kepadatan penduduk atau melakukan
realokasi pembangunan di luar Jawa atau realokasi penduduk untuk bermukim di
tempat lain.
Indikator Persebaran Penduduk
Kepadatan penduduk berkaitan dengan daya dukung (carrying
capacity) suatu wilayah.
Indikator yang umum dipakai adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density
ratio) yaitu rasio yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau
berapa banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu.
Rumus
Contoh
Indonesia pada tahun 2000 dengan luas wilayah 1.937.179 km2
mempunyai jumlah penduduk sebanyak 205.843.300 orang. Dengan menggunakan rumus
Rasio Kepadatan Penduduk diperoleh angka pada tahun 2000 sebesar 109. Artinya,
tiap km2 wilayah Indonesia dihuni oleh 109 orang penduduk.
Bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk menurut
pulau/propinsi, kepadatan nasional masih lebih rendah dibandingkan pulau Jawa
yaitu 951 pada tahun 2000. Di wilayah DKI terdapat kecamatan atau kelurahan
dengan kepadatan penduduk diatas 15.000 orang per kilometer persegi. Wilayah
padat ini tentunya memerlukan perhatian pemerintah sehubungan dengan kelayakan
dan martabat hidup penduduknya.
Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran
antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau
Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia,
dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perkembangan kepadatan penduduk di
Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa
tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi
938 jiwa per kilo meter persegi (km2). Jika kondisi ini dibiarkan diperkirakan
angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang.Hal ini
membuat luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani
sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sedangkan lahan di luar Jawa belum
dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia, sebagian
besar tanah dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Hal itu
merugikan dalam melaksanakan pembangunan wilayah serta peningkatan pertahanan
keamanan negara
Faktor penyebab banyaknya migrasi ke Pulau Jawa:
- Sebagai pusat pemerintahan
- Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur
- Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja
- Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan
- Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar
Persebaran penduduk antara kota dan desa mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
1. Munculnya permukiman liar.
2. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
3. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.
4. Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut adalah:
- Pemerataan pembangunan.
- Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
- Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian
Jaya dan Kalimantan.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigrasi.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigrasi.
Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia
- Peningkatan taraf hidup transmigran
- Pengolahan sumber daya alam
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia
- Meratakan persebaran penduduk di Indonesia
- Peningkatan taraf hidup transmigran
- Pengolahan sumber daya alam
- Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
- Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran
- Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
- Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia
Persebaran yang tidak merata berpengaruh
terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi
exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan
alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk
dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas
hutan adalah:
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar