Minggu, 12 April 2015

Berkunjung ke Tempat Bersejarah (Budaya yang Hampir Punah)





Jika kita membahas budaya, pastilah yang sering teelintas disaat orang berpikir adalah kultur ataupun bahasa daerah. Tetapi, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan banyak orang dalam kurun waktu yang cukup lama juga dapat didefinisikan sebagai budaya. Salah satu kebiasaan tersebut adalah dengan berkunjung ke tempat tempat bersejarah yang ada di sekitar daerah tempat kita tinggal. Kebiasaan tersebut biasa dilakukan oleh para orang tua untuk mendidik anak mereka tentang sejarah Indonesia, bisa berupa perjuangan ataupun peringatan yang dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme pada diri anak sejak kecil. Sangat disayangkan, semakin lama kebiasaan tersebut semakin pudar dikarenakan anak-anak ataupun remaja yang enggan untuk pergi ke berbagai tempat bersejarah tersebut dikarenakan mereka menganggap hal tersebut terlalu kuno. Dan juga ada yang mengaitkan tempat bersejarah dengan hal-hal yang menyeramkan sehingga banyak juga yang tidak berani untuk datang ke tempat bersejarah. Salah satu tempat bersejarah di Ibukota Jakarta adalah kawasan Kota Tua, disini terdapat beberapa museum seperti museum Fatahillah, museum Wayang, dan lain-lain. Banyak wisatawan asing yang berwisata disini dikarenakan bangunan arsitektur Belanda masih berdiri disini walaupun sudah hampir 1 abad.


Terlihat sepi oleh wisatawan lokal. Rata-rata banyak artis jalanan yang mencari pekerjaan di kawasan Kota Tua ini setiap hari. Yah kebanyakan masyarakat zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berbelanja ataupun meluangkan waktunya ke mall-mall besar serta hangout di minimarket ataupun cafe-cafe. Padahal di kawasan Kota Tua ini juga tidak kalah asyiknya untuk dijadikan tempat hangout bersama teman-teman.


Mungkin banyak juga orang tua yang masih mengajak anaknya untuk berkunjung ke tempat ini dikarenakan tidak terlalu mengeluarkan biaya lebih, tetapi mendapatkan kesenangan tersendiri.